Rabu, 06 Maret 2013

TRADISI EKSTRIM DI BEBERAPA NEGARA

Beberapa negara yang masih memegang teguh tradisi sang nenek moyang mereka demi sebuah pengakuan akan harga diri. walaupun zaman sudah moderen mereka tidak peduli yang penting tradisi itu tetap di jalankan.

Dan, sebagian tradisi tersebut terdengar mengerikan dan aneh untuk dilakukan. Namun bagi mereka yang masih menjalankan tradisi-tradisi yang dianggap sebagai sebuah kehormatan yang luar biasa dalam lingkungan mereka.

Berikut,  beberapa tradisi aneh dan ekstrim yang hingga kini masih dijalankan.



1. Foot Binding, China
 Foot Binding atau pengikat kaki adalah sebuah tradisi menghentikan pertumbuhan kaki perempuan pada zaman dulu di China.

Pengikatan kaki ini biasanya dumuli sejak anak berumur 4-7 tahun. Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat menggunakan kain sepanjang 10 kaki dan lebar 2 inchi, melipat empat jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki mendekati tumit.

Ini dilakukan untuk membuat kaki lebih pendek, dan kaki dipaksa untuk memakai sepatu yang semakin kecil. Tradisi ini bermakna semakin kecil kaki seorang gadis maka akan semakin cantik ia dipandang. Panjang kaki seorang gadis hanya berkisar 10-15 sentimeter saja.

2. Eunuchs / Kasim, Tiongkok
Kebudayaan Eunuchs atau Kasim yaitu seorang laki-laki kehilangan kesuburannya karena kemaluannya dibuang dengan sengaja.

Pengebirian ini dengan sengaja untuk menghasilkan orang kasim yang berasal dari kota Lagash di Sumeria pada abad ke 21 SM. Sejak itu, selama bertahun-tahun orang kasim bekerja di berbagai kebudayaan seperti pelayan istana atau pelayan rumah tangga dan lainnya.

Di Tiongkok kuno, pengebirian adalah salah satu bentuk hukuman tradisional (hingga Dinasti Sui) dan sarana untuk mendapatkan pekerjaan di kalangan istana Kaisar. Pada akhir Dinasti Ming ada 70.000 orang kasim di Istana kaisar.

Jabatan seperti itu sangat berharga orang-orang kasim tertentu berhasil mendapatkan kekuasaan yang demikian besar sehingga melampaui kekuasaan perdana menteri sehingga pengebirian diri sendiri harus dilarang. .

3. Sati, India
Tradisi sati atau bakar diri hidup-hidup, dianggap sebagai lambang kesalehan, sekaligus menunjukkan kepemilikan laki-laki atas perempuan, biasanya dilakukan oleh perempuan yang berkasta tinggi dan dipercaya hanya perempuan pilihan yang dapat melakukannya.

Tradisi sati dipandang sebagai alternatif yang lebih baik ketika seorang istri ditinggal mati oleh suami, daripada mereka mengalami penyiksaan dari saudara-saudara ipar, yang akan menyalahkan perempuan sebagai penyebab mati suami.

Sati menjadi tradisi tidak hanya berlaku bagi istri,tetapi juga bagi istri simpanan,saudara ipar dan bahkan ibu,untuk mengorbankan dirinya diapi pembakaran jenasah laki-laki yang memiliki mereka. Pelaku sati diagungkan sebagai pahlawan, sesuai dengan ajaran hindu.

4. Seppuku, Jepang
Seppuku disebut juga Harakiri, salah satu tradisi yang menjadi kebanggaan masyarakat Jepang, yang berasal dari kata hara yang berarti perut dan kiru yang berarti memotong.

Harakiri juga dikenal dengan istilah seppuku. Kebiasaan harakiri ini dilakukan oleh prajurit berkelas dari kalangan samurai sebagai bukti kesetiaan.

Bunuh diri yang dilakukan para Samurai ini sangat menyiksa, karena si pelaku harus menunggu kematian karena kehabisan darah setelah merobek dan mengeluarkan isi perutnya.

Ada ritual khusus yang harus dilakukan oleh Samurai jika ingin melakukan harakiri. Ia harus mandi, menggunakan jubah putih, dan makan makanan favorit. Pelaku harakiri ditemani seorang pelayan (kaishakunin), yang ia pilih sendiri. Kaishakunin ini bertugas membuka kimononya dan mengambilkan pisau yang akan digunakan.

Jika pelaku harakiri menjerit atau menangis kesakitan saat ia menusuk dan mengeluarkan isi perutnya, hal tersebut dianggap sangat memalukan bagi seorang Samurai. Karena itu Kaishaku bertugas mengurangi penderitaan itu, mempercepat kematian dengan memenggal kepala si pelaku.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar